Adaikan dunia ini adalah sebuah lautan, maka akan aku selami hingga kudapatkan sebuah mutiara diri dan kehidupan
Thursday, September 15, 2011
Nak Jangan Nakal Ya..
Nak, Jangan Nakal ya..
Anak saya nakal sekali...
Hati-hati di Sekolah.. jangan Nakal..
dst..
Mungkin ucapan-ucapan itu terasa wajar dan sering diucapkan oleh orang tua kepada anaknya terutama saat anak-anaknya berperilaku tidak sesuai dengan harapan dan kewajaran.
Namun pernahkan kita berfikir dan mendalami tentang efek / akibat dari ucapan tersebut?
Nakal?
Bandel?
Kalau diartikan adalah sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan norma atau aturan yang ada, kecenderungan terhadap perilaku negatif.
Pada saat anak-anak mendengarkan kata-kata tersebut, apalagi sering, yang akan diingat adalah kata-kata Nakal, sehingga itu akan mempengaruhi terhadap emosi dan juga kejiwaannya. Dia hanya akan mengingat "Nakal" dan bukan tidak mungkin anak tersebut akan menanyakan apakah nakal itu? Makanan Apakah nakal itu?? dan akhirnya bukan tidak mungkin dia pun akhirnya akan mencoba melakukan kenakalan dan kenakalan. Dan boleh jadi kemungkinan hal itu menjadi dasar kenapa perilaku remaja saat ini penuh dengan dinamika dan kenakalan.
Alangkah lebih baik jikalau kita bisa mengubah kata-kata kita terhadap anak-anak kita seperti :
Tolong bersikap yang baik ya nak..
Boleh Bersikap sewajarnya..
dll.
Sebuah kata positif yang bertujuan sama dengan kata-kata sebelumnya. Namun tahukah di balik kata-kata tersebut pengaruhnya terhadap cara berfikir dan bertindak seorang anak??
Dia akan selalu bersikap positif dan mencari tahu apakah hal-hal yang baik dan wajar itu saat dia dewasa. Seorang anak akan semakin percaya diri karena sudah dipercaya oleh orang-orang sekitarnya bahwa dia sudah berperilaku baik.
Saya setidaknya sudah membuktikan hal ini. Anak saya yang pertama di sekolah tidak pernah dikenalkan dengan kata-kata Nakal dan Bandel. Namun pada saat ada kejadian yang janggal ada seseorang yang mengatakan bahwa anak saya ini nakal. Apa yang terjadi??
Di kemudian hari, anak saya menjadi pemalu, lebih sulit diatur dan juga bersikap tidak wajar dengan sering mencari perhatian, lebih sering berkata tidak jujur dan sikap-sikap lainnya yang berbeda dari sebelumnya.
Hal ini akhirnya memicu kami untuk lebih memperhatikan dan memberikan pengertian yang lebih agar dia kembali bisa mendapatkan kepercayaan dirinya lagi, dan itu memerlukan waktu yang lama dan harus ada ketelatenan.
Mungkin itu hanya satu kata "Nakal" bagaimana dengan kata-kata lainnya??
Setidaknya mulai saat ini mulailah kita sebagai orang tua memulai untuk menghargai anak dengan selalu memberikan kata-kata positif.
Percayalah.. ini akan sangat berpengaruh terhadap anak-anak kita kedepannya.
Anak saya nakal sekali...
Hati-hati di Sekolah.. jangan Nakal..
dst..
Mungkin ucapan-ucapan itu terasa wajar dan sering diucapkan oleh orang tua kepada anaknya terutama saat anak-anaknya berperilaku tidak sesuai dengan harapan dan kewajaran.
Namun pernahkan kita berfikir dan mendalami tentang efek / akibat dari ucapan tersebut?
Nakal?
Bandel?
Kalau diartikan adalah sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan norma atau aturan yang ada, kecenderungan terhadap perilaku negatif.
Pada saat anak-anak mendengarkan kata-kata tersebut, apalagi sering, yang akan diingat adalah kata-kata Nakal, sehingga itu akan mempengaruhi terhadap emosi dan juga kejiwaannya. Dia hanya akan mengingat "Nakal" dan bukan tidak mungkin anak tersebut akan menanyakan apakah nakal itu? Makanan Apakah nakal itu?? dan akhirnya bukan tidak mungkin dia pun akhirnya akan mencoba melakukan kenakalan dan kenakalan. Dan boleh jadi kemungkinan hal itu menjadi dasar kenapa perilaku remaja saat ini penuh dengan dinamika dan kenakalan.
Alangkah lebih baik jikalau kita bisa mengubah kata-kata kita terhadap anak-anak kita seperti :
Tolong bersikap yang baik ya nak..
Boleh Bersikap sewajarnya..
dll.
Sebuah kata positif yang bertujuan sama dengan kata-kata sebelumnya. Namun tahukah di balik kata-kata tersebut pengaruhnya terhadap cara berfikir dan bertindak seorang anak??
Dia akan selalu bersikap positif dan mencari tahu apakah hal-hal yang baik dan wajar itu saat dia dewasa. Seorang anak akan semakin percaya diri karena sudah dipercaya oleh orang-orang sekitarnya bahwa dia sudah berperilaku baik.
Saya setidaknya sudah membuktikan hal ini. Anak saya yang pertama di sekolah tidak pernah dikenalkan dengan kata-kata Nakal dan Bandel. Namun pada saat ada kejadian yang janggal ada seseorang yang mengatakan bahwa anak saya ini nakal. Apa yang terjadi??
Di kemudian hari, anak saya menjadi pemalu, lebih sulit diatur dan juga bersikap tidak wajar dengan sering mencari perhatian, lebih sering berkata tidak jujur dan sikap-sikap lainnya yang berbeda dari sebelumnya.
Hal ini akhirnya memicu kami untuk lebih memperhatikan dan memberikan pengertian yang lebih agar dia kembali bisa mendapatkan kepercayaan dirinya lagi, dan itu memerlukan waktu yang lama dan harus ada ketelatenan.
Mungkin itu hanya satu kata "Nakal" bagaimana dengan kata-kata lainnya??
Setidaknya mulai saat ini mulailah kita sebagai orang tua memulai untuk menghargai anak dengan selalu memberikan kata-kata positif.
Percayalah.. ini akan sangat berpengaruh terhadap anak-anak kita kedepannya.
Friday, June 24, 2011
Aku Kembali
Saatnya untuk kembali..Kembali untuk menata diri..
Menata Hati untuk mengabdi..
Menata Jiwa agar berjaya
Berjaya di dunia
Dan juga kelak di Alam Jaga.
Kembali.. Kembali.. Untuk Berbagi..
// posted by Imam Fathurachman @ 8:59 PM 1 Comments